Jangkrik Raksasa Pemakan Daging Di Indonesia

Jangkrik Raksasa Pemakan Daging Di Indonesia

Tidak Terlalu Agresif:

Jika Beruang Kodiak tidak merasa terancam atau terganggu, beruang Kodiak biasanya tidak agresif terhadap manusia.

Beruang Kodiak biasanya hidup sendiri, kecuali selama musim kawin atau ketika mereka berkumpul di sekitar sumber makanan yang luas.

Ciri-ciri Hewan Pemakan Daging

Hewan pemakan daging memiliki beberapa ciri. Namun, ciri-ciri hewan satu dengan hewan lainnya berbeda-beda tergantung dengan tempat tinggalnya. Masih dilansir dari sumber yang sama, ciri-ciri hewan karnivora antara lain:

Daya Tarik Wisata:

Daya tarik utama wisata Alaska adalah beruang Kodiak, yang banyak dilihat dalam tur alam bebas.

(Kak Nurul Ihsan/Penerbit Agromedia Pustaka)

Media Partner: Penerbit Agromedia

Kak Nurul Ihsan adalah Kreator 500 buku anak, Founder ebookanak.com, dan ketua Yayasan Sebaca Indonesia yang sudah berkarya di bidang penerbitan buku anak sejak 1991 hingga sekarang bersama tim kreatif CBM Studio Bandung. Selain sebagai penulis, komikus, ilustrator, desainer, dan pegiat literasi, saat ini Kak Nurul Ihsan juga menjadi inisiator Program Sosial Edukasi Cerdas Literasi dalam Gerakan Indonesia Berbudi: Berbagi Buku Anak Digital di ebookanak.com. Profil dan karya buku Kak Nurul Ihsan dan tim CBM Studio dapat dilihat di sini.

Donasi sedekah jariyah Sahabat Literasi yang diberikan sungguh sangat berarti bagi jutaan anak di Indonesia dan global untuk bisa membaca buku anak digital berkualitas dan edukatif secara gratis!

Mari bantu terus kami dengan 3D: Doa, Dedikasi, dan Donasi sedekah jariyah untuk ikut merintis, membangun, dan mengembangkan ebookanak.com menjadi media bacaan digital anak free online terbesar dan terbaik di Asia yang bermanfaat bagi umat dan menjadi kebanggaan Indonesia.

Terimakasih dan Salam Indonesia Cerdas Literasi. (Kak Nurul Ihsan Founder ebookanak.com & Penulis 500 Buku Anak)

Donasi Sedekah Jariyah KLIK DI SINI.

Sumber dan KontributorPenerbit Agro Media PustakaJl. H. Montong No. 57 Ciganjur JagakarsaJakarta Selatan 12630 Indonesia021-788 830 30Faks: 021 727 0996agromedia.net

Cloud Hosting Partner:PT DewawebAKR Tower 16th FloorJl. Panjang no.5, Kebon JerukJakarta 11530Email: [email protected]: (021) 2212-4702Mobile: 0813-1888-4702www.dewaweb.com

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Mayoritas HIdup di Darat

Sebagian besar hewan karnivora hidup di darat, seperti harimau, serigala, singa, dan lain-lain. Namun, ada juga yang hidup di air atau amfibi seperti hiu, buaya atau ular.

Individu Tertua yang Diketahui:

Beruang Kodiak biasanya dapat hidup di alam liar selama lebih dari tiga puluh tahun, tetapi ini cukup jarang terjadi.

Beruang Kodiak sangat penting bagi ekosistem Alaska karena membantu mengontrol populasi ikan salmon dan membantu menyebarkan benih tanaman.

Oleh: Kak Nurul Ihsan

Inilah beruang Kodiak Alaska.

Berat beruang kodiak alaska 1000 kg.

Bila berdiri, tinggi beruang kodiak bisa mencapai 4 meter.

Penciuman dan kuku beruang kodiak amat kuat, lho.

Hibernasi Musim Dingin:

Beruang Kodiak, seperti beruang lainnya, melakukan hibernasi selama musim dingin. Mereka tidur dalam gua dan menggunakan lemak yang ada dalam tubuh mereka untuk menghasilkan energi.

Dinosaurus tak bisa beradaptasi dengan perubahan bumi.

Jauh sebelum kemunculan manusia modern, Bumi ini ternyata pernah dikuasai oleh cacing raksasa. Makhluk karnivora ini merupakan penguasa paling awal dari kerajaan hewan purba ini.

Lebih dari 518 juta tahun yang lalu, makhluk dengan panjang sekitar 30cm ini merupakan salah satu hewan perenang terbesar yang pernah ada. Rahangnya yang relatif besar, antenanya yang panjang, dan siripnya yang beriak menjadikannya musuh yang tangguh.

Sebuah tim ilmuwan internasional, yang dipimpin oleh para ahli di Korea Polar Research Institute (KPRI), telah secara resmi memberi nama spesies baru tersebut Timorebestia koprii. Kata pertamanya 'binatang teror' dalam bahasa Latin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Timorebestia adalah raksasa pada masanya dan berada di puncak rantai makanan," kata ilmuwan Bumi Jakob Vinther dari Bristol University, dikutip dari Science Alert.

"Hal ini membuatnya sama pentingnya dengan beberapa karnivora utama di lautan modern, seperti hiu dan anjing laut pada periode Kambrium," sambungnya.

Penemuan spesies ini didasarkan pada 13 fosil yang ditemukan di Greenland Utara. Dalam sistem pencernaan beberapa fosil, peneliti menemukan bukti adanya makanan. Secara khusus, artropoda bivalvia, disebut Isoxys.

Saat ini, kerabat Timorbestia yang masih hidup dikenal sebagai cacing panah, dan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan banyak hewan lain yang berenang di lautan. Namun demikian, cacing ini masih menjadi predator penting dalam jaring makanan modern, dengan memangsa mangsa dasar seperti zooplankton.

Fosil nenek moyang cacing panah dapat ditelusuri hingga 538 juta tahun yang lalu. Fosil tersebut beberapa juta tahun lebih tua dari fosil artropoda purba yang diketahui, seperti serangga, laba-laba, atau krustasea.

"Cacing panah, dan Timorebestia yang lebih primitif, merupakan predator yang berenang," jelas Vinther.

"Oleh karena itu, kami dapat menduga bahwa kemungkinan besar mereka adalah predator yang mendominasi lautan sebelum artropoda berkembang biak. Mungkin mereka memiliki dinasti sekitar 10-15 juta tahun sebelum mereka digantikan oleh kelompok lain yang lebih sukses," jelasnya.

Ini bukan satu-satunya predator pada saat itu yang tersingkir dari tahta ekologis mereka. Diversifikasi kehidupan secara evolusioner yang pesat selama periode Ledakan Kambrium mengubah jaring makanan secara dramatis.

Beberapa ilmuwan menduga bahwa zaman 'dunia cacing' menjadi titik balik yang kritis ini. Dalam artikel tahun 2016, para ahli berpendapat bahwa terobosan evolusioner yang dicapai oleh cacing air purba, termasuk strategi, perilaku, dan fisiologi baru, meningkatkan keanekaragaman ekosistem laut dan pada akhirnya menandai berakhirnya zaman Prakambrium.

Timorebestia, misalnya, mungkin merupakan langkah evolusi penting dalam perkembangan rahang internal di kalangan predator. Cacing panah purba, meskipun berkerabat dekat dengan Timorebestia, menangkap mangsanya bukan dengan mulutnya tetapi dengan bulu luarnya.

"Selama serangkaian ekspedisi ke Sirius Passet yang sangat terpencil di wilayah terjauh Greenland Utara, kami telah mengumpulkan beragam organisme baru yang menarik," kata pemimpin ekspedisi lapangan Tae Yoon Park dari KPRI.

"Kami memiliki lebih banyak temuan menarik untuk dibagikan di tahun-tahun mendatang yang akan membantu menunjukkan bagaimana ekosistem hewan paling awal terlihat dan berevolusi," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Bumi Pernah Dikuasai Cacing Predator Raksasa

Hewan bisa digolongkan berdasarkan jenis makanannya, yaitu omnivora (pemakan segalanya), herbivora (pemakan tumbuhan), dan karnivora (pemakan daging). Hewan pemakan daging sering digambarkan sebagai hewan buas yang menyeramkan.

Sebagian besar karnivora memang buas, namun tidak semuanya seperti itu, lho. Hewan pemakan daging juga terbagi menjadi beberapa jenis. Ingin tahu apa saja jenis dan contoh hewan karnivora? Baca artikel ini sampai habis, ya!

Makanan Utamanya Daging

Makanan utama hewan karnivora adalah daging. Maka dari itu, hewan karnivora kebanyakan merupakan hewan buas atau predator.

Kemampuan Memakan Karang:

Beruang Kodiak juga dapat memakan karang laut, dan mereka kadang-kadang menggali karang untuk mendapatkan krustasea di dalamnya.

Beruang Kodiak sering kali menggunakan tempat berlindung sementara, seperti gua atau celah di tebing, dan tidak membangun sarang permanen.

Anda mungkin ingin melihat